Menangkis
Renjana terlalu lama berusaha ditutupi, sampai tak sadar aku membicarakanmu secara ad infinitum.
Bukan tidak diizinkan mengukir kisah indah layaknya Rama dan Sinta, hanya kita yang tidak bisa menikmati proses terbaik tanpa berlitani
Perasaan ingin berteman berubah menjadi perasaan tanpa arah
Berisi tatapan kosong yang spontan melahirkan keheranan bagi langit
Kamu yang nirmala dan mati rasa, seenaknya melempar frasa manis tanpa rasa tanggung jawab kepada ku
Bicaramu seindah sandyakala, ragamu sediam sabitah
Menjerumuskan seorang wanita untuk terpaksa menyusun kata puspas, ditemani hati yang ringkih dan sulit disentuh
Setidaknya, aku tetap swastamita -mu.