Photo by Fran The Now Time on Unsplash

Yang Terjadi di Bulan April

--

Peluh dan pelik bulan April membiarkan dirinya diserap penuh bahasa abu,
selembar daun jatuh juga masih mengharapkan dirinya berharga bagi pohon kokoh di tepian waktu.

dilepaskannya kesedihan tak terucap kepada jumantara mendung bertuan gagah,
bahkan sempat isyaratnya disampaikan, tetap tak mampu dibaca sang andika buta cinta

letih lesu bulan April lagi lagi tak dikenal siasatnya, kias sajak yang di asah pada sela sela abjad tetap fana.
mungkin sadar bahwa kita tak abadi, kisah romansa milikku jatuh di waktu yang lebih buruk daripada hujan bulan juni

kebijaksanaan mu ad libitum, penuh improvisasi
butuhmu ya cuma dirimu, sudah cukup derana hatimu terjerumus larik sajak tanpa tujuan

elegi melankolis mu cukup, gurat ugahari mu tak perlu di tambah.
lambai impianmu mulai pudar, istirahatlah dan mulai esok lagi.

--

--

The Talking Pigeon

@angelicastephnie | Your inner self wants the absolute best for you.